Allah Mengeluarkan Manusia Menuju Cahaya

Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (An-Nur [24]: 35)

Dan Pohon-pohon pun Bertasbih

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam. (Qaaf [50]: 9)

Daratan dan Lautan adalah Bukti Kekuasaan Allah

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. ( Al-Israa' [17]: 70)

Kalimat Allah Tak Terbatas

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Luqman [31]: 27)

Tidakkah Kalian Memperhatikan Bagaimana Awan Digerakkan?

Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Al-Baqarah [2]: 57)

Sunday, September 9, 2012

Badko TPA Kecamatan Minggir Adakan Manajemen Pelatihan Organisasi Badko


[dinamikadakwa] Ahad, (9/9/2012) Badko TPA Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman mengadakan rapat koordinasi di rumah Bapak Sardiyanto Jogorejo Sendangsari Minggir. Di antara hasil pertemuan itu ialah rencana mengadakan kegiatan Manajemen Pelatihan Organisasi Badko.

Menurut rencana kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada, Ahad, (18/11/2012) jam 08.00 – 14.00 WIB bertempat di Balai Desa Sendangarum, Daratan Sendangarum Minggir Sleman.

Materi yang akan dibahas antara lain: Pertama, Keutamaan mengajarkan Al Quran. Kedua,  kepemimpinan dan organisasi. Ketiga, Wawasan ke-Badko-an.

Untuk informasi selanjutnya bisa kontak Mas Barid (Ngijon) atau Mas Sardiyanto (Jogorejo). <eko>

Thursday, September 6, 2012

PCPM Sleman Barat Gelar Silaturahim


[dinamikadakwah] Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) se-Sleman Barat yang terdiri dari PCPM Minggir, Seyegan, Godean, Moyudan dan Gamping mengadakan silaturahim pada Rabu, (5/9/2012) di Rumah Makan ‘Jowo’ Malangan Moyudan.

Acara yang diinisiasi oleh Sdr. Darojat dari PCPM Godean ini membahas rencana pengelolaan kulit hewan kurban yang keuntungannya akan digunakan kegiatan PCPM dan Kokam. Dalam kesempatan itu masing-masing PC menyampaikan pendapat dan pandangannya. Khusus PCPM Minggir belum bisa memutuskan karena beberapa pertimbangan yang dianggap penting.

Rapat selanjutnya akan diadakan di PCPM Gamping sebagai tuan rumah. Meskipun belum menemukan kata sepakat dan membahas detail pelaksanaan namun telah disepakati pembuatan kaos untuk kegiatan tersebut. Harga kaos diperkirakan sekitar Rp 35.000.

NU-Muhammadiyah Niaga “Numani” untuk Sejahterakan Umat


SLEMAN – Siapa bilang Nadhatul Ulama dan Muhammadiyah tidak bisa bersatu. Numani (Nadhatul Ulama-Muhammadiyah Niaga) yang didirikan di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ternyata bisa menyatukan dua organisasi Islam besar di tingkat Kecamatan.

NU-Muhammadiyah Niaga (Numani)


Numani merupakan koperasi serba usaha syariahyang didirikan oleh Majelis Wakil Cabang (MWC) Nadhatul Ulama dan Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) Kecamatan Minggir dan Seyegan, Kabupaten Sleman. Didirikan 20 Mei lalu, namun sudah memiliki omzet penjualan Rp. 100 Juta.

“Di usia yang masih muda ini, Numani menggeluti usaha jasa boga. Melayani snak, catering untuk kenduri, pernikahan, sunatan, kamatian, rapat-rapat, pengajian, takjil, dan lain-lain." kata Ketua Numani, H. Supriyanto, yang didampingi penasehatnya, H Abdul Majid AS, kepada Republika di Minggir, Kamis (9/8)

Dijelaskan Supriyanto, dipilihnya jasa boga ini karena hampir semua orang membutuhkannya. "Anggotanya ada kiai, guru, pengusaha, perangkat desa, petani, pegawai negeri, pegawai swasta, anggota DPRD, dan lain-lain. Mereka ikut mempromosikan usaha bersama ini, sehingga cepat berkembang," tandas Supriyanto.

Pendidikan Koperasi Numani, jelas Supriyanto, berawal dari sebuah keprihatinan bahwa umat Islam yang banyak ini hanya di manfaatkan orang lain. Contohnya, selama bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri berupa triliun rupiah uang umat Islam yang keluar, tetapi umat Islam hanya sebagai penonton.

Agar tidak menjadi penonton, katanya, umat Islam harus mempunyai peran dalam perekonomian. Sebab kalau umat Islam miskin akan mendekatkan pada kekufuran dan kekafiran.

artikel terkait silakan baca: Numani, Meretas Ukhuwah dalam Bidang Ekonomi

Republika Jum'at, 10 Agustus 2012


Tuesday, September 4, 2012

Profil TPA Al Isro Ngepringan IV Sendangrejo Minggir

TPA Masjid Al Isro’ merupakan Taman Pendidikan Al Qur’an yang berada di bawah naungan pengurus Masjid Al Isro’ dan digerakkan oleh Remaja Islam Masjid Al Isro’ (Risma Al Isro’). Tahun 2012 tercatat 90 santri (balita - SMP),  95 % berasal dari dusun Ngepringan IV dan 5 % berasal dari dusun sekitar (Balangan, Ngepringan II). TPA Masjid Al Isro’ beralamatkan di Masjid Al Isro’ dusun Ngepringan IV RT 02 RW 08 Sendangrejo Minggir Sleman.

Santri-santri TPA Al Isro Ngepringan IV

Sebelum Masjid Al Isro’ didirikan, warga masyarakat Ngepringan IV khususnya anak-anak belajar Al Qur’an di rumah Bapak Ridwan (sekitar tahun 1980-1990 an). Kegiatan tersebut dimulai setelah maghrib. Tidak jarang juga yang belajar Al Qur’an di Masjid lain yang menyelenggarakan TPA. Setelah Masjid ini didirikan, aktivitas TPA pun mulai diadakan.

Para remaja dan pemuda Masjid mulai membangun TPA dan tidak dipungut biaya. TPA Masjid Al Isro’ ini sering mengalami pasang surut. Hal ini dikarenakan faktor sumber daya manusia yang mengelola berganti-ganti. Aktivitas sekolah dan pekerjaan teman-teman Risma yang padat membuat TPA ini sering mengalami pasang surut. Karena keterbatasan kami, Risma Al Isro’ juga menyarankan kepada wali santri untuk mengikutsertakan anaknya belajar Al Qur’an tidak hanya di TPA Masjid Al Isro’. Tujuan adanya TPA ini adalah agar anak-anak mampu membaca Al Qur’an, membiasakan mereka di Masjid serta mengisi waktu bermain dengan kegiatan yang positif. Besar harapan kami, jika ada yang mau mengelola generasi penerus bangsa ini dengan manajemen yang bagus sehingga proses belajar mengajar di TPA Al Isro’ menjadi lebih optimal.

Hal yang bisa kami lakukan saat ini selaku Risma Al Isro’ adalah mengelola TPA ini semampu kami. Asas manfaat selalu menjadi faktor pendorong kami untuk terus mengelola TPA ini, meskipun tidak ada kurikulum yang disusun dan sumber daya manusia yang sangat terbatas. Penyemangat  kami untuk terus mengelola TPA Masjid Al Isro’ selama masih berada di lingkungan ini adalah:

Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.
(QS Ali ‘Imran [3]:110)

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah Shallallahualaihiwassalam bersabda:’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Thabrani dan Daruquthni)

Risma Al Isro’
September 2012
Kiriman: Tri Juniati Andayani

Sunday, September 2, 2012

TPA Masjid Al Isro’ Ngepringan Sendangrejo Minggir


[dinamikadakwah] Setelah sebelumnya ada tulisan tentang TPA Nyangkringan Sendangrejo, kali ini ditampilkan TPA Al Isro’ Ngepringan, meskipun baru sebatas foto. Untuk profilnya kita tunggu tulisan dari Jamaah Ngepringan.


Ini dia foto ketika acara syawalan beberapa waktu lalu, tampak para santri begitu ceria dan bersemangat.

Wednesday, August 29, 2012

NUMANI, Meretas Ukhuwah dalam Bidang Ekonomi


Mungkin agak telat, tetapi semoga informasi ini bermanfaat: saya tahu langkah yang ditempuh PCM Minggir-Seyegan dan MWC NU Minggir-Seyegan ini kurang lazim dan banyak mendapat tanggapan sinis, meskipun ada juga yang memberikan apreasi positif

Numani,semoga terus membawa kebaikan

Di jejaring sosial khususnya Facebook, perbincangan tentang numani ternyata cukup hangat. Dengan memasang foto-foto berlabel numani, komentar tentang numani-pun bermunculan. Reaksinya macam-macam, ada yang memberikan apresiasi baik, mencibir, nada melecehkan, prasangka-prasangka, bahkan salah persepsi. Tetapi itu semua, itu adalah dinamika wajar, berangkat dari pemikiran banyak orang dengan berbagai latar belakang. Apalagi bila didasari mindset adanya persaingan antara Muhammadiyah dengan NU. Semoga tulisan ini bisa memberikan informasi yang positif.

Numani adalah badan usaha bersama milik Muhammadiyah dan NU Minggir-Seyegan, yang memang diharapkan mampu memberdayakan umat. Sementara melayani catering untuk berbagai kegiatan, diharapkan umat muslim bisa memilih numani sehingga sebagian keuntungan juga kembali kepada umat. Selain itu numani juga berencana membuka rumah makan di Pasar Srikaton Seyegan, Sleman, DIY.

Modal usaha didapatkan dari 'urunan' pengurus dengan harga 500 ribu per 'saham'. saat ini pengelola utamanya adalah Pak Supri (belakang pasar balangan Sendangrejo Minggir, Sleman, DIY) beliau juga pemilik toko cat grup DORA.

Alhamdulillah sampai saat ini numani berjalan dengan baik, dan mendapat sambutan positif dari kaum muslimin di Minggir-Seyegan (bahkan dari DPRD Sleman), kami mohon doa dan dukungannya semoga langkah kecil ini bisa memberikan kontribusi riil kepada umat islam tanpa membedakan Muhammadiyah atau NU. (Eko Triyanto, sekretaris Pemuda Muhammadiyah Cabang Kec. Minggir)

Sunday, August 26, 2012

Alunan Tilawah yang Menghipnotis


[dinamikadakwah] Bingung! Itulah yang dirasakan sebagian panitia Reuni Syawal dan Tasyakur AMM Minggir, Kamis (23/8/2012). Dalam rencana, acara akan dimulai seawal mungkin, maka dalam undangan dituliskan acara diawali dengan Shalat Isya’ berjamaah di Mushalla Prayan. Sayangnya yang hadir mengikuti shalat isya’ ternyata tak genap 10 orang. Selepas itu undangan hadir secara bergelombang, hingga saat acara hampir berakhir, karena adanya keperluan lain.

Roni sedang membacakan kalam Ilahi

Tetapi yang membuat panitia ketar-ketir adalah menunggu sosok yang sangat dinantikan agar acara bisa segera dibuka. Tentu bukan Dr. Khoirudin Bashori yang akan mengisi acara, karena beliau sudah datang beberapa saat sebelum acara dimulai. Sosok yang dimaksud adalah Roni Okta yang didaulat membacakan Al Quran. Setelah menunggu beberapa lama dan dengan saling kontak dengan Ashadi Harmanto yang membersamai Roni, akhirnya acara segera dibuka, dan Roni yang baru saja datang langsung tampil ke depan.

Dengan persiapan yang terbatas, bahkan dengan sedikit tergesa mencari mushaf Al Quran, penantian itu segera terbayar lunas dengan alunan merdu kalam-kalam ilahi. Segenap undangan seakan terhipnotis oleh tilawah yang disuarakan oleh Roni. Seusai acara tilawah, dalam sambutannyan Ketua PCM, Bapak Nurhadi, S. Ag, secara khusus memberi apresiasi kepada salah satu kader Pemuda Muhammadiyah itu.
Nama lengkapnya Roni Okta Kristanto, lahir 29 Oktober 1993. Beralamatkan di Ngijon Sendangarum Minggir. Lulusan dari SMP Muhammadiyah 2 (Parakan Wetan) Minggir, dan SMK N 1 Sedayu (STM Argomulyo) itu kini tercatat sebagai Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Pendidikan Agama Islam. Salam hangat dan terima kasih untuk Roni! <eko>

Saturday, August 25, 2012

Dr. Khoirudin Bashori: Jangan Sepelekan Kader ‘Mencla-mencle’


[dinamikadakwah] Dr. Khoirudin Bashori mengingatkan agar tidak memandang remeh kader yang dianggap tidak prospek atau dalam bahasa lain ‘mencla-mencle’ alias tidak konsisten. Sebab di lapangan banyak terbukti kader yang awalnya dianggap di bawah garis keumuman justru mampu terus bertahan di dalam gerakan ketimbang mereka yang awalnya terlihat sebagai ‘aktivis’. Beliau kemudian memberikan beberapa contoh, kawan sewaktu di Muallimin Muhammadiyah maupun dalam persyarikatan yang dulunya dianggap biasa saja atau bahkan kader yang ‘gagal’ berubah menjadi sosok yang mengejutkan.
Dr. Khoirudin Bashori dalam acara reuni AMM Kecamatan Minggir

Sedangkan dalam sambutannya, Ketua PCM Minggir, Nurhadi, S. Ag. menegaskan pentingnya para kader untuk mengarahkan putera-puterinya untuk aktif dalam gerakan. Sebab orang luar akan lebih menyoroti kader-kader yang secara natural lahir dari keluarga Muhammadiyah. Ketika putera-puteri mereka justru jauh dari Muhammadiyah akan gampang dijadikan ‘hujjah’ bahwa anak kader pun sulit dikaderisasi.

Pandangan tersebut disampaikan Dr. Khoirudin Bashori dan Bapak Nurhadi, S. Ag. dalam rangkaian Reuni Syawal dan Tasyakur AMM Kecamatan Minggir yang diadakan Kamis, (23/8/2012) di Prayan, Sendangsari, Minggir. <eko>

Reuni AMM Berjalan Sukses


[dinamikadakwah] Gelaran bertajuk Reuni Syawal dan Tasyakur AMM Kecamatan Minggir yang diadakan Kamis (23/8/2012) di Rumah Bapak Ahmad Masrusi, Prayan, Sendangsari, Minggir, Sleman, berjalan sukses. Dari sekitar 130 undangan yang dibagikan hadir sekitar 60 undangan atau sekitar separuhnya. Tampak hadir dalam kesempatan itu AMM generasi awal hingga generasi teranyar.

Sebagian peserta yang hadir dalam acara

Acara yang dibuka langsung oleh Ketua PCM Minggir sekaligus ketua Panitia Reuni, Bapak Nurhadi, S. Ag. itu dimulai sekitar pukul 20.15 menit, atau molor dari waktu yang ditetapkan yakni pukul 19.00 WIB. Akibat terlambatnya acara, maka forum diskusi yang direncanakan digelar sebelum kajian tidak bisa terlaksana.

Dalam kajiannya Ust. Dr. Khoirudin Bashori yang didaulat menjadi pembicara menyampaikan pentingnya pengkaderan bagi AMM. Karena kader merupakan aset penting yang akan melangsungkan gerakan. Tanpa kader yang baik, kelangsungan gerakan bisa mandeg. Beliau juga mengingatkan bahwa semua kader penting, kader yang dianggap tidak kredibel bisa jadi satu saat justru tetap istiqomah ketimbang kader yang lainnya. Untuk itu dalam pengkaderan tidak boleh memandang sebelah mata kepada siapapun dengan potensinya.

Berbagai pesan dan kesan yang dituliskan dalam daftar hadir, sebagian menanyakan tindak lanjut dari pertemuan itu. Kita tunggu tindak lanjutnya. <eko>

Monday, August 20, 2012

TPA Al Amin Nyangkringan (Sendangrejo) dalam Catatan Seorang Mahasiswi


[dinamikadakwah] Sebagai mahasiswa yang niat kuliah, tentu aku mengikuti program wajib universitas yang satu ini, Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat 2011 (KKN-PPM 2011). Kali ini, aku dan teman-temanku Unit 125 mendapatkan kesempatan untuk mengabdi di Padukuhan 3 Balangan, Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, sebuah tempat yang nyaman dan terjangkau (cuma 30 menit dari rumah (Gamping)/kampus UGM).
TPA Nyangkringan Sendangrejo

Sudah hal umum bahwa tiap ada KKN, pasti ada program TPA (kalo mahasiswanya muslim lho). Apalagi KKN-nya waktu Ramadhan. Nah, di Balangan ini, ada dua masjid dan satu mushola, semuanya mau ngadain TPA Ramadhan. Alhasil, mahasiswa sub-unit Balangan yang terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan ini, kudu dibagi rata. Biar gak meri, penentuan lokasi dilakukan dengan pengocokan. Allah Swt menakdirkanku untuk bertemu dengan bocah-bocah yang di foto itu, aku mengabdi di Masjid Al Amin, RW 07 Balangan, atau yang wilayahnya lebih dikenal dengan nama Nyangkringan

Ternyata, ini merupakan TPA perdana di Masjid Al Amin. Sebelumnya di sana belum pernah diadakan TPA sama sekali… Biasanya anak-anak itu ikut TPA di masjid lain, atau memanggil guru ngaji ke rumah.

Diputuskan oleh takmir dan warga bahwa TPA Ramadhan akan diadakan tiap hari Senin dan Kamis. Loh, gak tiap hari toh? pikirku waktu pertama kali baca info ini dari mas Nasrul (partner ngisi TPA) via sms. Kayaknya biasanya TPA Ramadhan tu tiap hari deh. Hm, mungkin karena memang baru perdana dan menyesuaikan dengan kemampuan warga dalam menyiapkan takjil, jadi gak tiap hari. It meant we only had TPA five times with them. Senengnya: gak usah pusing mikirin kurikulum macem-macem yang banyak Sedihnya: lima kali TPA dapet apa coba, waktu yang kurang banget itu untuk men-deliver dan mempraktekkan ilmu-ilmu agama yang begitu banyak.

Di pertemuan pertama TPA, penyakit lamaku masih kambuh (telatan! maaf yaa adek-adek). Kesan pertama yang sara rasakan, alhamdulillaah, anteng2 nih! ga kayak bocah-bocah di RW sebelah yang subhanallah aktifnya. Anak putrinya udah lumayan gedhe-gedhe, siswi kelas 3 SD ke ataslah. Anak putranya masih kecil-kecil, siswa kelas 2 SD ke bawah.

Tapi ternyata anteng-anteng itu hanya kesan pertama. Beberapa menit selanjutnya, prencil-prencil laki-laki udah pada gerudukan ke sana ke mari, biasalaah main kejar-kejaran plus gulat-gulatan. Kayaknya emang di mana-mana gitu ya, anak laki-laki suka pada gulat, awalnya hepi-hepi trus beberapa menit terus nanti pasti ada yang nangis -,- Alhamdulillah, saya kebagian nge-handle anak-anak perempuan yang manis-manis dan cukup dewasa dalam bersikap. Udah pada lumayan pinter ngaji pula, udah pada lulus iqra’! Alhamdulillaah  Meskipun masih ada salah-salah tajwid dan makhroj di sana-sini, tapi insya Allah itu bisa diperbaiki seiring berjalannya waktu

Pertemuan selanjutnya dan selanjutnya, penyakit lamaku masih belum sembuh. Untungnya, ada dua peserta TPA yang udah SMP, Lisa dan Rista. Sebelum kami, mbak-mas KKN ini, datang, mereka udah nge-handle forum TPA-nya. Nge-buka forum, hafalan surat-surat pendek dan do’a-do’a, cerita kisah-kisah nabi, semua mereka lakuin secara mandiri.Wow, sungguh mengharukan. Aku jadi yakin kalau TPA ini insya Allah akan terus berjalan di tangan mereka meski Ramadhan telah usai, aamiin.

Karena kesempatan ngisi TPA yang emang enggak banyak, aku fokuskan goal TPA di dua hal aja: baca Al-Qur’an secara lebih lancar (mbenerin makhroj+tajwid) dan hafal nama+tugas dari 10 malaikat. Untuk anak laki-laki, tambah latihan adzan. Kenapa gak latihan sholat/wudhu aja? Soalnya cara sholat masing-masing anak bisa beda je, misalnya doa iftitah kan ada dua versi tuh, dan lain-lain.. Kalau latihan wudhu, aku lagi emoh basah  (dasar mbaknya ini!)

Nah, ternyata jiwa kompetisi mereka cukup tinggi, mereka minta diadain lomba baca Qur’an! Subhanallaah… Yah walopun hadiahnya enggak seberapa, cuma gantungan kunci n bros dari flanel, semoga mereka jadi tambah semangat mengaji, aamiin^^

Di hari terakhir ngisi TPA, kita foto-foto buat kenang-kenangan…Banyak yang minta walaupun KKN udah selesai, kakak-kakak ini tetep ngisi TPA, toh rumah kakak cuma di Gamping ini kan  Duh, maaf banget ya dek, kakak nggak bisa menjanjikan hal itu. Pesanku ke mereka: TPA nya tetep jalan terus lho yaa, meski mbak masnya udah gak ngisi lagi.. Nanti mbak Lisa sama mbak Rista yang ngisi TPA nya yaa

Nah, karena mereka juga udah liburan, mereka ngajakin kami ke kegiatan rutin mereka di hari libur pagi, jalan-jalan, aku ajak Ama salah satu temen sepondokan KKN.

Nah, di hari terakhir KKN, sebelum kepergian para mahasiswa kembali ke kehidupan kampus, mereka ternyata kasih kenang-kenangan buat aku, katanya gak boleh dibuka sebelum sampai rumah (yang di Gamping). Okelaah…
Ternyata aku baru bisa buka kado itu esok paginya… ada gelang-gelang buatan mereka sendiriii… aaaa, terharuuu :’D

Terima kasih banyak yaa adek-adekku sayaang. Makasih udah mengajarkanku tentang berbagai hal yang mungkin gak kalian sadari, seperti: semangat mengaji walaupun fasilitas terbatas, pengajarnya minim, keceriaan dan kepolosan, penerimaan satu sama lain, kepedulian terhadap teman, dan masih banyak lagi…

Kalian takkan terlupa deh.. Lisa yang semangat, Rista yang kadang malu-malu, Dilla yang manis, Ria yang suka sms-an, Zuyyin yang pinter, Upik yang cerdas, Vivin yang pendiem, Yasmin yang banyak penggemarnya, Nabila yang suka nyapu, ‘Ilmi yang jarang ketemu, Boy yang adiknya Zuyyin, Zaka yang suka adzan, Fikri yang usiil, Ryan suka ketawa ketiwi, Farhan yang tegap kayak polisi, Daffa yang hiperaktif,… ada yang belum kesebutkah? Semoga udah semua yaa  Semoga kalian jadi orang yang sukses dunia akhirat, aamiin
Tapi sedihnya...
Yaaaah, TPA-nya jangan berhenti doong sayaaaang! Walaupun kami gak disitu, tapi insya Allah kami tetap membersamai TPA kalian kok… Kan kami ada di hati kalian...
<repro.eko>

Diambil dari catatan blog: http://fayruzrahma.wordpress.com (seorang mahasiswi UGM yang pernah KKN di Balangan) dengan beberapa editan yang kami anggap perlu.

P2A Sendangagung Adakan Syawalan

[dinamikadakwah] Bertempat di Balai Desa Sendangagung, Pembinaan Pengamalam Agama (P2A) Islam Sendangagung mengadakan syawalan dan silaturahim pengurus serta tokoh-tokoh jamaah masjid-mushola se-Sendangagung. Acara dilaksanakan seusai shalat Idul Fitri dan dihadiri sekitar 200 orang. H. Nurhadi, S. Ag. dari Kulon Progo didaulat sebagai pembicara.

Suasana syawalan 1433 H P2A Sendangagung dengan tokoh agama

Tampak hadir dalam kegiatan itu antara lain, Kepala Desa Sendangagung, Drs. Hadjid Badawi, Ketua P2A Sendangagung, Drs. H. Sutrisno, Ketua BAZ Kecamatan Minggir, H. Nasirun, Ketua PRM Sendangagung, Ahmad Janadi, M. SI. dan para tokoh agama dari masing-masing dusun yang ada di Sendangagung.

Acara ini rutin digelar setiap tahun, dan mendapatkan sambutan antusias dari tokoh-tokoh agama. Dalam acara itu juga disampaikan beberapa pengumuman berkaitan dengan kegiatan dakwah. <eko>

Sunday, August 19, 2012

Menata Gerak Dakwah di Kecamatan Minggir

[dinamikadakwah] Sejarah dakwah di Kecamatan Minggir diwarnai dengan berbagai gejolak yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor luar. Pada tahun 1970-an sempat terjadi konversi agama secara besar-besaran seiring gencarnya program kristenisasi. Pada saat itu Minggir mengalami paceklik berkepanjangan sehingga sebagian besar penduduk yang mengandalkan hasil pertanian otomatis mengalami kekurangan pangan. Situasi semacam ini menjadi peluang bagi orang-orang non-muslim untuk menarik simpati dengan jalan membagikan uang, makanan dan pakaian.

Potensi jamaah yang begitu besar butuh dakwah yang tertata dan serius

Bantuan tersebut berasal dari Belanda yang didatangkan atas prakarsa Romo Tack. Langkah yang disusun secara rapi dan sistematis itu pun terus berlanjut. Orang-orang yang telah murtad kemudian dikumpulkan sebulan sekali untuk melakukan misa bersama. Bantuan semacam itu secara rutin diberikan dan bagi mereka yang berhasil memurtadkan orang Islam akan diberi tambahan.

Komposisi jumlah umat beragama mengalami perubahan mencolok. Sebelum adanya permurtadan diperkirakan jumlah umat Islam mencapai 95%, jumlah itu kemudian merosot menjadi sekitar 67%. Hal tersebut menimbulkan kesadaran sebagian umat Islam, termasuk Muhammadiyah untuk lebih serius menata gerakan dakwah di Minggir. (lihat di situs perpustakaan digital UIN Sunan Kalijaga)

Menurut data dari KUA Kecamatan Minggir per Januari 2007, dari 35.136 penduduk komposisi umat beragama di Minggir yakni, Islam sebanyak 26.082, Katholik 8.689, Kristen 769, Buda 4, dan Hindu 2. Sedangkan jumlah tempat ibadah yakni, Masjid 85, Musala 45, Langgar 14, Gereja 5, Kapel 1. Jumlah tersebut dapat dipastikan telah mengalami perubahan

Gerak Muhammadiyah di Kecamatan Minggir telah tumbuh menjadi ormas yang sangat berperan dalam dakwah Islam. Muhammadiyah telah memiliki lima ranting yang tersebar di setiap kalurahan. Lengkap dengan kepengurusan ortom (organisasi otonomnya) yakni, ‘Aisyiah, Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiah.

Secara organisatoris Muhammadiyah Cabang Minggir resmi diakui pada tahun 1963 yakni dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 1686/A tertanggal 23 Dzulhijjah 1382 H atau bertepatan dengan 17 Mei 1963. Sejak saat itu Muhammadiyah tersu bergerak, utamanya dalam menjaga ketahanan aqidah umat Islam dari rongrongan paham komunis yang disebarkan Partai Komunis Indonesia (PKI). Kondisi semacam itu ditanggapi secara serius oleh Muhammadiyah dan menjalin kerjasama dengan Masyumi.

Saat ini Muhammadiyah Cabang Minggir memiliki amal usaha berupa sekolah-sekolah dari TK hingga SMA/SMK dengan rincian: 10 TK ABA, 8 SD, 2 SMP dan 1 SMA/SMK. Serta satu amal usaha baru berupa Kolam Renang ‘Tirta Edukasia’.

Dari segi jumlah keanggotaan secara pasti tidak ada data yang bisa menjadi rujukan. Bila melihat jumlah pencari nomor baku Muhammadiyah (NBM) sampai tahun 2006 tercatat sebanyak 1.305 orang. Tetapi hal itu tidak bisa menjadi patokan karena banyak di antara mereka mencri NBM semata untuk persyaratan mencari kerja. Sebaliknya banyak dari aktivis Muhammadiyah yang enggan mencari NBM. Jumlahnya mungkin mencapai ribuan. Itu semua menjadi modal luar biasa untuk menggerakkan dakwah di Minggir.

Saatnya Menata Gerak Dakwah

Sudah saatnya gerak dakwah di Minggir lebih ditata lagi agar bisa mencapai hasil maksimal. Banyak faktor yang selama ini nampaknya banyak dilupakan oleh para aktivis dakwah sehingga gerakan dakwah yang ada, meskipun banyak dan intens tetapi pencapainnya kurang efektif. Saat ini berbagai lembaga/organisasi dakwah terus berupaya bergerak melakukan dakwah Islam, amar ma’ruf nahi munkar. Sebut saja misalnya, Muhammadiyah (‘Aisyiah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiah), Nahdhatul ‘Ulama (Muslimat, Anshar, Fatayat), P2A, Badko TPA, Badan Kesejahteraan Masjid (BKM), Forum Kajian Sabilul Muhtadin (FKSM), Remaja Masjid, dan organisasi dakwah lainnya.

Realitas yang ada menunjukkan mereka cenderung bergerak sendiri-sendiri dan terpisah. Sehingga terkadang menimbulkan beberapa problem yang semestinya bisa diminimalisir. Seperti, penumpukan program kerja, pelaksanaan kegiatan yang bersamaan (tidak terkoordinasi), sampai dengan penggarapan obyek dakwah yang sama. Padahal jika ada pembagian tugas dan tanggung jawab, tentu hasilnya akan lebih baik dan bisa menghemat energi serta pendanaan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat gerak di Minggir lebih tertata:

Pertama, membuat peta dakwah. Tidak adanya peta dakwah yang jelas dan kurang pahamnya aktivis dakwah dengan medan perjuangan yang dihadapi tentu menimbulkan hambatan. Ibarat orang berjalan mereka tidak mengetahui seperti apa jalan yang akan dilalui. Sehingga sulit menentukan arah gerakan, skala prioritas, dan mempersiapkan ‘perbekalan’.

Perlu diketahui, menurut data 2006, Kecamatan Minggir memiliki luas 27.270 Ha, terbagi menjadi 5 kalurahan dan 68 dusun. Dengan jumlah tempat ibadah, Sendangagung (20 Masjid, 10 Musala, 2 Langgar, dan 3 Gereja), Sendangarum (11 Masjid dan 1 Kapel), Sendangmulyo (19 Masjid, 10 Musala, 9 Langgar, dan 1 Gereja), Sendangrejo (19 Masjid dan 17 Musala), dan Sendangsari (16 Masjid, 9 Musala, 3 Langgar dan 1 Gereja). (dok. 2007)

Kedua, Menentukan tujuan dakwah yang jelas. Menentukan tujuan sangat penting agar dakwah yang dilakukan tidak sekedar ‘wathon mlaku’ tanpa adanya target yang ingin dicapai. Padahal gerak dakwah amatlah luas dan rasanya sulit jika semuanya harus dicapai dalam sekali tempo. Perlu dibuat tujuan yang jelas agar memudahkan dalam membuat tahapan dakwah dan evaluasi untuk mengukur proses dakwah yang dilakukan berhasil atau belum.

Ketiga, Mencari sumber dana yang kontinyu. Salah satu pilar penopang kegiatan dakwah adalah tersedianya dana yang cukup. Untuk itu perlu digagas adanya sumber dana yang dapat diandalkan secara rutin guna membiayai kegiatan dakwah. Potensi yang ada sebetulnya cukup luar biasa. Dengan jumlah umat Islam lebih dari 26 ribu, misal saja setiap orang diharuskan membayar infak Rp 1000, setiap bulan maka dana yang terkumpul akan mencapai 26 juta!

Dalam hal ini Badan ‘Amil Zakat (BAZ) tingkat kecamatan yang telah lama terbentuk semestinya bisa berperan aktif berusaha mengupayakan agar umat Islam memiliki kesadaran untuk berzakat, infak dan shadaqah demi mendukung gerakan dakwah di Kecamatan Minggir.

“Demi (rombongan) yang bershaf-shaf dengan sebenar-benarnya. dan demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-perbuatan maksiat), dan demi (rombongan) yang membacakan pelajaran, Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa.” (Ash Shaafaat [37] : 1-4)

Sebagai penutup, marilah kita berupaya mengefektifkan gerak dakwah di Kecamatan Minggir. Gerak dakwah yang bukan sekedar gerak. Namun gerak yang tertata. Karena seperti nasihat khalifah ‘Ali bin Abi Thalib, kemunkaran yang terorganisir dapat mengalahkan kebaikan yang tidak tertata.

Wallahu a’lam bi shawwab

Sumber: http://buletin-alfajr.blogspot.com

Saturday, August 18, 2012

Sekilas Profil Desa Sendangmulyo


[dinamikadakwah] Desa Sendangmulyo terletak di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman Yogyakarta. Terdiri dari 16 pedukuhan yaitu Prapak Kulon, Mergan, Prapak Wetan, Sembuhan Kidul, Sembuhan Lor, Sumber, Slarongan, Blimbingan, Dondongan, Klepu Kidul, Klepu Lor, Jetis, Kwayuhan, Krompakan, Sragan dan Diro.

Lahan pertanian di Sendangmulyo (utara Dusun Mergan)

Saat ini (Agustus 2011) penduduk desa Sendangmulyo tercatat sebanyak 7022 orang terdiri dari 2255 Kepala Keluarga.

Luas wilayah desa Sendangmulyo adalah 967 ha. Berjarak 1,5 km dari kecamatan Minggir, 17 km dari Sleman dan 20 km dari Yogyakarta. Area desa meliputi wilayah persawahan, Perkebuan kering dan basah serta lahan kritis. Komoditas yang dimiliki meliputi : tebu, kelapa, dan bambu. Wilayah ini juga menghasilkan kayu jati. <repro.eko>

Sumber: sendangmulyo.com

Al Mutta’alim Tengahan Rebut Juara Pertama CCA

[dinamikadakwah] Jamaah Masjid Al Mutta’alim Tengahan XIII berhasil meraih juara pertama dalam gelaran Lomba Cerdas Cermat Agama (CCA) yang diadakan oleh PRPM-NA Sendangagung dalam event bertajuk Lomba Anak Saleh yang digelar Ahad, (5/8/2012) di Balai Desa Sendangagung.

Al Mutta’alim mengumpulkan nilai 1950, mengungguli Sabilul Muttaqin Nanggulan di posisi kedua dengan raihan 1750 poin. Di peringkat ketiga Jamaah Masjid Al Muhajirin Kregan, dengan 900 poin.

Keberhasilan Al Mutta’alim ini bisa dibilang mengejutkan, karena sebelumnya jamaah dari Tengahan jarang masuk final. Pada tahun lalu juara satu direbut Al Amin Jomboran dan juara dua diduduki Sabilul Muttaqin Nanggulan. Selamat untuk Al Mutta’alim Tengahan. <eko>

PM-NA Ranting Sendangagung Sukses Gelar Lomba Takbir Keliling


[dinamikadakwah] PRPM-NA Sendangagung sukses menggelar Lomba Takbir Keliling 1433 H. Acara yang digelar Sabtu (18/8/2012) di Lapangan Kebonagung diikuti ratusan peserta dari 15 Jamaah yang terdaftar dan 1 jamaah yang tidak terdaftar. Lomba dimulai pada pukul 20.30 WIB dan berakhir sekitar pukul 22.00 WIB. Acara ini rutin digelar setiap tahun dengan rute yang berganti-ganti. Untuk tahun ini tergolong dengan rute agak jauh, yakni Lapangan-Ngentak-Plombangan-Kregan-Bontitan-Minggir III-Babadan-Pojok-Kebonagung dan langsung kembali ke jamaah.

Salah satu jamaah peserta

Berbagai kreasi yang ditampilkan

Kelima belas peserta dan terdaftar yakni, Sabilul Muttaqin (Nanggulan), ‘Ainul Yaqin (Minggir III), Luhur Tunggal (Sawo), Al Mutta’alim (Tengahan XIII), Masjid Dalil (Tengahan XII), Nur Rahmat (Bekelan), An Namirah (Kliran), Al Mustaghfirin (Brajan), Ali Sholeh Al Mandzur (Mandungan), Al Akram (Babadan), Al Amin (Jomboran), Al Muhajirin (Kregan), Saad Ibnu Waqash (Minggir II), Al Munir (Pojok), sedangkan Jamaah yang tidak mendaftar yakni An Nuur (Kisik).

Meskipun menempuh rute cukup jauh dengan berjalan kaki, tetapi para peserta yang sebagian besar anak-anak terlihat semangat dan antusias. Terus mengumandangkan takbir bersautan.
Selain menyediakan hadiah, panitia juga menyediakan tropi tetap dan tropi bergilir. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara ramadhan dan idul fitri PM-NA Sendangagung yang bertujuan mensyiarkan Islam dan memberi ruang berkreasi bagi jamaah di Sendangagung. 

Sebagai juara pertama berhasil diperoleh Jamaah Masjid Sabilul Muttaqin Nanggulan, posisi kedua diraih Sa'ad Ibnu Waqash Minggir II, dan juara tiga Jamaah Masjid Ali Sholeh Al Mandzur Mandungan. <eko>

AMM Minggir Akan Adakan Reuni Syawal Bersama Dr. Khoirudin Bashori


[dinamikadakwah] PCPM Minggir bekerjasama dengan eks Anggota Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) akan menggelar Reuni Syawal bersama Dr. Khoirudin Bashori, dosen UAD dan eks rektor UMY. Kegiatan akan dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Agustus 2012 bertempat di Rumah Bapak Ahmad Masrusi, Prayan, Sendangsari, Minggir. Acara akan diawali dengan shalat Isya’ bersama di Mushala Prayan dilanjutkan silaturahim dan materi pengajian.

Undangan Reuni AMM Minggir

Sebagai pembicara insyaAllah akan hadir Dr. Khoirudin Bashori dosen UAD. Dalam kegiatan itu juga akan diadakan silaturahim antar generasi AMM sejak tahun 90-an sampai dengan PCPM-PCNA tahun 2012. Kegiatan serupa pernah digelar setahun lalu, yang bertempat di Rumah Bapak Agus Santosa, Padon, Sendangrejo.

Diharapkan kegiatan ini akan mempererat silaturahim antar generasi dan dapat mengetahui program kerja dan kegiatan pengurus. Sekaligus saling bertukar wawasan dalam dakwah dan kemajuan persyarikatan Muhammadiyah khususnya, serta umat Islam pada umumnya.

Bagi rekan-rekan eks AMM dan pengurus PCPM-PCNA yang sudah mendapatkan undangan diharapkan bisa meluangkan waktu untuk hadir. Bagi yang belum mendapatkan undangan silakan konfirmasi ke panitia. SMS: 085-385-490-077 atau telpon 0274 6650077 (fleksi). <eko>

Wednesday, August 15, 2012

TPA Prayan yang Mengesankan


Tulisan berikut, barangkali tidak termasuk profil secara spesifik. Lebih ke catatan pribadi. Tetapi semoga tetap bermanfaat, tulisan saya ambilkan dari blog, http://sebelumsunyi.blogspot.com

Ijazah TPA Prayan Tempo Dulu

Pada tahun ini, 2010, ketika membereskan dokumen-dokumen lama di rumah, saya menemukan ijazah yang saya dapat dari TPA (Taman Pendidikan Al Qur’an) Prayan sebagai tanda LULUS sebagai santri di TPA tersebut. Hasil scan ijazah tersebut (gambar diatas) sedikit rusak di bagian foto. Maklumlah, sudah berumur hampir 15 tahun (ijazah diperoleh tahun 1995 ketika saya kelas 6 SD). Ijazah ditandatangani Pak Jazuli dan Mas Munar. Beberapa informasi dari ijazah yang saat ini tidak perlu dipublikasikan sengaja saya blok :).
Sejenak saya mengingat-ingat cerita perjalanan saya belajar di TPA Prayan untuk saya tuliskan.

Sebenarnya pertama kali dalam belajar membaca Al Qur’an saya diajari oleh Ayah menggunakan buku iqro’. Hal tersebut terjadi ketika saya masih kecil (sekitar umur 6 tahun). Waktu itu saya setahu saya, iqro’ adalah bagian dari Al Qur’an. Terdiri dari 6 jilid. Sampul dari karton. Ditulis oleh As’ad Humam dan tim AMM Kotagede. Saat saya beranjak besar baru tahu bahwa iqro’ adalah sebuah metode belajar membaca Al Qur’an.

Kembali ke cerita, waktu itu masjid di kampung saya belum serapi sekarang organisasinya (sekarang juga belum rapi-rapi amat sih..), sehingga Ayah memasukkan saya ke TPA Prayan yang terletak di desa sebelah. Jaraknya sekitar 1 km dari rumah saya tempuh dengan sepeda.
Hari pertama masuk ke TPA Prayan, saya sudah membawa Al Qur’an besar berwarna biru. Saat itu saya memang sudah sedikit bisa membaca Al Qur’an hasil didikan Ayah. Ketika TPA dimulai, santri diharuskan tes agar diketahui kemampuan dasar untuk penentuan tingkat kemampuan membaca Al Qur’an. Dengan percaya diri dan penuh harap saya bilang ke penguji waktu itu, Bpk Nurhadi. Saya bilang bahwa saya sudah Al Qur’an. Harapan saya supaya langsung ke tingkat Al Qur’an, tidak perlu belajar Iqro’ lagi. Ternyata keputusan akhir Bpk Nurhadi mengharuskan saya belajar Iqro’ lagi. Kalau tidak salah mulai Jilid 4. Sedikit jengkel juga saat itu. Jengkel ala anak kecil yang hanya dipendam. Saat ini, Bpk Nurhadi adalah Ketua Cabang Muhammadiyah Kecamatan Minggir, senior saya di persyarikatan yang sering kerja bareng. Dan sampai saat ini pula saya tidak pernah menanyakan ke beliau alasan saya dulu diharuskan belajar dari Jilid 4. Saya menerka karena memang bacaan Al Qur’an saya masih belum lancar.

Jaman saya TPA Prayan memang terkenal disamping TPA Suronandan. Anak-anak sebaya di kampung saya banyak yang ke TPA Prayan, sebut saja Saya, Malul, Jati, Sekar, Tio, Tia, dll. Sedangkan teman sebaya di kampung yang ke TPA Suronandan gak banyak. Setahu saya hanya kakak beradik Amir dan Ahmad. Saat kami kecil kami begitu semangat untuk belajar di TPA. TPA tiap Rabu dan Sabtu dimulai dengan Ashar berjama’ah sampai pukul 17.30. Biasanya saya berangkat daru rumah pukul 14.30, ngampiri 3 kakak beradik Malul-Jati-Sekar. Kadang mereka belum mandi, sehingga saya menunggu mereka. Tapi menunggu mereka mandi adalah menuggu yang tidak menjemukan, bahkan kadang selalu dinanti, karena saya menunggu sambil nonton film kartun. Seingat saya nama filmnya Bumpty Boom (mobil yang bisa bicara), dan Speed Racer (balapan).

Banyak ustadz yang saya tahu, Mas Munar, Mbak Murin, Mbak Dewi, Mas Zahrowi, Mas Widodo, Mas Rusi, dll. Dari sekian banyak ustadz yang ada, Mas Zahrowi-lah yang jadi favorit saya. Nggak galak dan enak cara ngajarnya. Saat ini, Mas Zahrowi sesekali juga menjadi rekan kerja bareng di persyarikatan. Beliau dari ranting Sendangsari. Saya dari ranting Sendangrejo. Ketemu di Cabang Minggir. Mas Rusi terkadang juga ketemu, saat ini beliau aktif di Pelatihan Shalat Khusyuk.

Santri TPA Prayan waktu sangat banyak. Membaca majalah Taman Melati, jajan es, main petak umpet, menyanyikan mars dn hymne TPA dari balik Iqro’ adalah kebiasaan santri-santri. Sesekali kami diajari Bahasa Inggris oleh mbak Dewi. Kosakata yang saya ingat adalah ballon, whiteboard, dan blackboard yang diajarkan di ruang TK sebelah mushola.

Syarat lulus dari TPA Prayan salah satunya adalah sudah bisa membaca Al Qur’an dengan kemampuan cukup baik. Pada tahun 1995 saya menjadi salah satu dari wisudawan. Acara wisuda akan digelar di malam hari dengan mengundang wali santri dan beberapa tokoh. Salah satu tokoh yang datang adalah Ibu Sitoresmi. Saat itu, setahu saya Ibu Sitoresmi adalah orang besar dari kota. Hadir sebagai apa saya tidak tahu. Tokoh lain yang datang adalah Bpk Gelael Martono (kalau tidak salah) yang memberikan pengajian. Acara wisuda juga diramaikan dengan opera dan pembacaan puisi. Bagi saya, ikut sebagai pemain dalam opera adalah hal yang membanggakan. Saya akan merasa sangat senang kalau saya bisa ikut memainkan peran dalam opera tentang perjuangan Nabi melawan jahiliyah. Saya mengharap dapat tugas sebagai pemain opera.

Pembagian tugas dimulai. Ada yang baca puisi, opera, dll. Tibalah saatnya saya dikasih kabar. Akhirnya saya dijatah jadi MC bareng Istak. Sedangkan Malul mendapat jatah sebagai pembaca puisi berjudul “Ibu”.Kecewalah saya karena gagal bermain dalam opera.

Panggung megah dibuat di depan rumah Simbah (Ibu Mas Rusi), tepat di depan tembok ruang tamu beliau. Panggung ditutup tirai yang dapat terbuka ke atas jika talinya yang terletak di balik tembok ruang tamu Simbah ditarik.

Hari H datang, acara dimulai malam hari. Saya ingat saat itu saya memakai celana panjang hijau tua merk Freeway yang kata Ibu saya itu adalah celana yang bagus. Pada hari H, ketika saya harus siap menjadi MC, saya masih memendam keinginan yang sangat untuk bisa main opera. Bahkan beberapa menit sebelum acara dimulai pun saya masih ingin main di opera. Ketika acara akan dimulai, saat itu juga keinginan saya harus dikubur. Saya pasrah jadi MC.

Acara pun dimulai. Saya dan Istak segera mengambil posisi berdiri di atas panggung dengan tirai panggung yang masih tertutup. Saat acara dimulai, tirai ditarik naik ke atas sementara kami yang sudah standby di atas panggung disorot lampu yang menerpa wajah kami. Ratusan mata hadirin melihat ke kami dan pertanda acara dimulai adalah ketika pertama kali kami berdua mengucapkan: “Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh..”

Satu persatu acara dimulai, setiap selesai bicara di depan kami segera duduk sebelah panggung. Tibalah saatnya opera tampil. Saat menjelang opera dimulai, Istak meninggalkan saya, katanya mau ikut opera. Wah, saya sendirian. Opera pun dimulai. Beberapa pemain yang ikut antara lain Mardiman sebagai Umar bin Khattab yang memusuhi Nabi tetapi kemudian luluh dengan bacaan Al Qur’an Fatimah yang diperankan Atit. Saat itu Atit memakai pakaian warna putih. Heri dari kampung sebelah berperan sebagai orang yang digantung. Santo teman SD saya ikut dalam gerombolan jahiliyah. Istak entah jadi apa, sepertinya dia cuma ingin rame-rame bersama kaum jahiliyah. Fragmen cerita jahiliyah adalah ketika music ala pesta pora dimainkan, pemain-pemain yang berperan sebagai kaum jahiliyah segera berakting mabuk, main kartu, ngakak-ngakak, dan goyang gak karuan. Santo menyebar kartu ke atas sehingga suasana tampak semakin ramai. Ramai sekali waktu itu, penonton tampaknya sangat terhibur dengan acara itu. Dan saya tidak ikut menghibur mereka…

Entah kenapa saat itu saya merasa kecewa karena mendapat peran MC. Kekecewaan anak kecil yang saat ini alhamdulilah sudah hilang. Terimakasih kepada para pendidik TPA Prayan, semoga ilmunya bermanfaat bagi kita semua.

sumber: sebelumsunyi.blogspot.com

Mbah Bakir (Ngijon) Sosok Sederhana yang Memikat


Bagi generasi kini, apalagi yang tinggal di luar Ngijon, mungkin banyak yang tidak mengenal sosok ini. Salah satu nasehat yang selalu beliau ulang-ulang adalah sebuah nasehat yang katanya diambil dari kitab "Matan Adzkiya'". Dalam salah satu paragraf kitab tersebut dikatakan :
"Berqana'ahlah kamu dalam hal berkeinginan untuk berpakaian yang serba glamour, menyantap makanan seba enak dan tempat tinggal yang bermewah-mewah ".

Mbah Bakir

Kata beliau dengan berqana'ah maka menjadikan kita bisa hidup lebih sakinah serta sabar dalam menghadapi berbagai persoalan. Dan ternyata gaya hidup ini diterapkan dalam pribadinya yang selalu sabar dan sumeleh.

Beliau juga pernah menasehati kalau kita mau memasarkan ide-ide baru itu pasti akan mengundang pro dan kontra. Maka beliau selalu mengatakan dalam menghadapi setiap omongan orang dengan sikap: "Yo ben dan yo wis". Artinya , "Ya biarin aja, ya sudah acuhkan saja". Dengan cara seperti itu maka kita tidak gampang stress menghadapi apapun.
Ada satu surat yang selalu menjadi favorit beliau setiap mengisi Kultum di masjid yaitu surat al-'Ashr, surat yang mengingatkan kita agar senantiasa menghargai waktu dengan beriman dan beramal saleh serta saling menasehati agar tetap dalam kebenaran dan kesabaran. Agaknya surat itulah yang selalu menjadikan beliau menjadi pribadi yang "enthengan" suka menolong orang lain.

Salah satu kelebihan pribadi beliau terhadap tetangga, pembantu maupun murid-muridnya adalah setiap nasehat dalam bidang ekonomi (wirausaha) rata-rata berhasil paling tidak untuk tumbuhnya wirausahawan-wirausahawan yang kecil-kecil. Ada juga salah satu muridnya yang berhasil memiliki usaha transportasi bus antar kota yang asetnya sampai lima puluhan bus.

Oh ya barang kali ada yang belum tahu biografi mbah Bakir
Lahir tahun 1921
1. Pendiri dan Imam Masjid Timoho Sendangagung Minggir Sleman
2. Pernah cukup lama Sopir Truk Jogja - Cilacap
3. Menjadi Instrukur Kursus Montir dan Stir Mobil "Madjoe" di Lempuyangan
4. Menjadi TKR dan Anggota Legiun Veteran Republik Indonesia
- Ikut Perang 10 Nopember 1945 di Surabaya bersama Bung Tomo
- Ikut Perang dalam Palagan Ambarawa 1945
- Ikut Perang Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta (Yogya Kembali)
5. Perintis TK Aisyiah Bustanul Athfal di Ngijon
6. Perintis SD Muhammadiyah Ngijon di Moyudan
7. Perintis SMP Muhammadiyah I Gedongan Minggir
8. Sesepuh Takmir Masjid Ngijon Minggir
9. Pernah Menjabat Ketua Muhammadiyah Cabang Minggir
10. Pendiri Masjid Al Hidayah Daratan Minggir
11. Perintis KUD Tani Manunggal Sendangrejo Minggir
12. Perintis Kelompok Ternak Sapi Handini Arum Ngijon Sendangarum
13. Pamong Desa sebagai Kepala Bagian Sosial Desa Sendangarum (1965-1992)
14. Pj. Lurah Desa Sendangarum 1992-1995
15. Wiraswasta Jualan Sarana Produksi Pertanian

Mbah Bakir tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Pendidikanya antara lain :
1. Mengaji di Pesantren Kiai Abdul Ghani Jejeran Wonokromo
2. Mengaji di Pesantren Al Falah Yogyakarta
3. Penataran-penataran yang diberikan oleh Pemerintah RI.

Itu dulu kisah tentang mbah Bakir, semoga lain kali bisa disambung lagi. Insya Allah.
Mbah Bakir, telah berpulang ke rahmatullah pada tanggal 2 Agusutus 2009 jam 4.30 WIB. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Semoga segala kesalahannya diampuni dan amal kebajikannya mendapatkan balasan dari Allah SWT. Aamiin. <repro.eko>

Sumber: http://bapaketama.blogspot.com