SLEMAN – Siapa bilang
Nadhatul Ulama dan Muhammadiyah tidak bisa bersatu. Numani (Nadhatul
Ulama-Muhammadiyah Niaga) yang didirikan di Kecamatan Minggir, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ternyata bisa menyatukan dua organisasi
Islam besar di tingkat Kecamatan.
NU-Muhammadiyah Niaga (Numani)
Numani merupakan koperasi
serba usaha syariahyang didirikan oleh Majelis Wakil Cabang (MWC) Nadhatul
Ulama dan Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) Kecamatan Minggir dan Seyegan,
Kabupaten Sleman. Didirikan 20 Mei lalu, namun sudah memiliki omzet penjualan
Rp. 100 Juta.
“Di usia yang masih muda
ini, Numani menggeluti usaha jasa boga. Melayani snak, catering untuk kenduri,
pernikahan, sunatan, kamatian, rapat-rapat, pengajian, takjil, dan
lain-lain." kata Ketua Numani, H. Supriyanto, yang didampingi
penasehatnya, H Abdul Majid AS, kepada Republika di Minggir, Kamis (9/8)
Dijelaskan Supriyanto,
dipilihnya jasa boga ini karena hampir semua orang membutuhkannya.
"Anggotanya ada kiai, guru, pengusaha, perangkat desa, petani, pegawai
negeri, pegawai swasta, anggota DPRD, dan lain-lain. Mereka ikut mempromosikan
usaha bersama ini, sehingga cepat berkembang," tandas Supriyanto.
Pendidikan Koperasi Numani,
jelas Supriyanto, berawal dari sebuah keprihatinan bahwa umat Islam yang banyak
ini hanya di manfaatkan orang lain. Contohnya, selama bulan Ramadhan hingga
Hari Raya Idul Fitri berupa triliun rupiah uang umat Islam yang keluar, tetapi
umat Islam hanya sebagai penonton.
Agar tidak menjadi penonton,
katanya, umat Islam harus mempunyai peran dalam perekonomian. Sebab kalau umat
Islam miskin akan mendekatkan pada kekufuran dan kekafiran.
artikel terkait silakan baca: Numani, Meretas Ukhuwah dalam Bidang Ekonomi
artikel terkait silakan baca: Numani, Meretas Ukhuwah dalam Bidang Ekonomi
Republika Jum'at, 10 Agustus
2012
0 comments:
Post a Comment